BUDIDAYA
SAYURAN MODEL VERTIKULTUR
DI LAHAN PERUMAHAN KOTA
DI LAHAN PERUMAHAN KOTA
Bertanam sayuran dalam pot dengan model vertikultur di lahan sempit sekitar rumah tinggal mulai digemari masyarakat perkotaan. Pada umumnya model vertikultur adalah pertanian organik. Tujuannya dapat membantu masyarakat perkotaan dalam memanfaatkan lahan pekarangan yang sempit secara optimal. Jenis sayuran yang ditanam dengan model vertikultur adalah; sawi daging, kangkung darat, bayam giti merah, terong dan tomat. sayuran ditanam dengan berbagai model vertikultur dengan kemiringan 45o, 60o, 90o. Menggunakan pot; polybag ukuran 10 x 20 cm dan 25 x 30 cm, botol bekas air mineral (BAM) ukuran 1,5 lt dan bambu panjang. Penyemprotan tanaman dengan air bersih sehari 2 kali cukup efektif untuk mengendalikan hama-penyakit
Masyarakat kota umumnya memiliki lahan pekarangan yang terbatas dan pemanfaatnya sangat beragam mulai dari yang bersifat non produktip sampai produktip. Salah satu bagian yang bersifat nonproduktip adalah taman yang menampung segala macam sumber daya hayati untuk memenuhi kebutuhan batin yang nilainya sulit diukur dengan uang. Tanaman sayuran tanpa pestisida pada dasarnya adalah budidaya sayuran dalam pot yang disusun secara bertingkat (vertikultur) untuk mengoptimalkan lahan dan menciptakan suasana indah. Sehingga mampu menciptakan sistem pertanian ramah lingkungan yang selalu mengacu pada kelestarian sumber daya alam pertanian dan kesehatan yang menggunakan bioteknologi (Kartini, 2000). Sistem pertanian organik yang makin populer saat ini disebabkan gagalnya sistem pertanian kimiawi untuk mempertahankan kelestarian lahan dan lingkungan dalam jangka panjang (Yogi, 2000). Beberapa jenis sayuran yang mudah dibudidayakan dalam pot dan mempunyai nilai ekonomis serta estetika cukup tinggi diantaranya adalah; cabai, kangkung, bayam, sawi, kailan, tomat, terong dll. Hasil penelitian Retnaningtias et al., (2000), sawi daging yang ditanam dalam polibag diameter 30 cm disusun sistem vertikultur menghasilkan 98.5 g/tan dan Sarwono et al., (2000) meneliti bayam yang ditanam dalam bedengan dengan sistem organik, bobot segar10 batang berkisar 205 g – 215 g dan dalam 32 m2 hasil yang didapat 34.5 kg atau ± 1.0 kg./m2. Moelyono (2003) mencoba menanam beberapa jenis sayuran dalam pot PVC yang disusun Secara vertikultur 45o di dataran rendah Yogyakarta; selada, kangkung, kailan, sawi, cabai dan tomat, semuanya tumbuh memuaskan dan berhasil dipanen.
Metode Vertikultur
Jenis sayuran, sawi, kangkung darat, bayam, tomat dan terong. Media tanaman terdiri dari sekam, tanah dan pupuk kandang (pukan) sapi dengan perbandingan 2:1:1, dimasukkan dalam; pot polybag, pot botol bekas minuman air mineral (BAM) isi 1,5 liter (dipotong bagian atasnya) dan bambu panjang diameter lubang 12 cm, besar pot disesuaikan kebutuhan tanaman:
a. Sayuran daun; kangkung darat, bayam giti merah dan sawi daging ditanam pada pot polybag berdiameter 10, 20, 25 cm tinggi 20 dan 30 cm, pot BAM dan bambu panjang, setiap pot satu tanaman kecuali pada bambu memanjang.
b. Sayuran buah; Terong dan Tomat ditanam pada pot polybag diameter 25 cm tinggi 30 cm, setiap pot 1 tanaman. Tata letak pot sayuran buah;
1. Terong
Media tanam sama dengan pot sayuran. Pot disusun pada bilah bambu terdiri 5 tingkat dan 5 baris yang sekaligus sebagai ulangan, bambu disandarkan pada pagar tembok dengan kemiringan 45o menghadap ke selatan. Jarak antar pot bawah dan atas 30 cm. Varietas terong ungu panjang (F1) berasal dari penangkar bibit.
2. Tomat
Media tanam sama dengan pot sayuran. Pot disusun berjajar di bagian atas pagar tembok, jarak antar tanaman 60 cm, varietas tomat hibrida (F2) ex Jepang. Tidak menggunakan rancangan percobaan.
contoh vertikultur |
Proses Budidaya
A Problem1. Pembibitan sawi dan tomat dilakukan di nampan dengan media pasir dan tanah 1:1, bibit sawi dipindah tanam dalam pot berumur 2 minggu sedangkan tomat dan terong disapih pada pot plastik diameter 5 cm, 3 minggu kemudian bibit ditanam dalam pot besar.2. Benih kangkung dan bayam di tanam langsung dalam pot polybag, tiap pot diisi ± 5 benih. Bila benih tumbuh semua (5 tanaman), diseleksi disisakan 3 tanaman/pot.3. Penempatan pot disesuaikan dengan model vertikultur yang dikaji4. Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) dengan air yang disemprotkan pada seluruh bagian tanaman secara hati-hati sampai air masuk dalam pot, bila hujan disiram sekali (sore hari). Penyiraman ini sekaligus sebagai pengendalian hama-penyakit.5. Pupuk N, P, K diberikan pd kangkung, bayam, sawi ± 2 g/pot tiap 2 minggu sekali. Pupuk N (ZA) seminggu sekali sebanyak 7,5 g/lt air dan setiap tanaman dipupuk 200 cc6. Pengendalian gulma dan hama dilakukan setiap saat (bila ada), secara manual/mekanis.7. Panen bayam dan kangkung dengan cara cabut tanaman bersama perakarannya kecuali bayam dan kangkung yang panen potong (ulang).Sawi dipotong pada pangkal batangnya.
Beberapa masalah yang akan dihadapi oleh pembudidaya adalah masalah pembibitan awal. pada proses ini butuh extra perawatan, karena jika bibit yang ditanam tidak bagus, maka hasilnya pun akan kurang maksimal. usahan dalam pembibitan ini disemaikan dulu. proses persemaian secara detail akan dijelaskan disini "proses persemaian".
Setelah mengetahui masalah awal, maka kemudian proses budidaya akan mudah dilakukan. hanya saja perawatan untuk pengairan, pemupukan juga harus dilakukan. cara pengairan detailnya akan dijelaskan pada "pengairan pada metode vertiultur" serta pemupukan di link "cara pemupukan yang sesuai 3T".
Contoh Aplikasi Vertikultur
Mgm casino no deposit bonus codes - JT Hub
BalasHapusFree spins bonus codes for CasinoMGM 김제 출장안마 for 2021. Read 양산 출장마사지 our 안양 출장안마 guide to get started with Free Spins, Bonuses, Cashback 광주광역 출장마사지 offers, and 구미 출장안마 more.