MOH. SYAMSU
DHUHA
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian
Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145, Telp. 0341-551611,
575777; Fax. 0341-565420
E-mail: msyam_dhu19@yahoo.com
Abstrak:
Sebagian
petani masih belum mengerti tentang salah satu penyebab kurang optimalnya
pertumbuhan vegetatif awal tanaman jagung. Serta berbagai gangguan dari organisme
pengganggu tanaman (OPT), seperti jamur dan ulat tanah yang menyerang pada awal
tanam. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang
perlakuan atau treatment khusus yang
dilakukan pada benih jagung yang akan ditanam. Treatment ini dilakukan
dengan merendam benih jagung dengan formula ataupun jenis pestisida khusus. Hal
ini dapat menangkal serangan OPT.
Serangan OPT pada awal tanam dan pertumbuhan vegetatif awal, dapat
menyebabkan pertumbuhan tidak optimal, serta dapat menyebabkan gagal tumbuh.
Selain itu, tujuannya untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif jagung
tersebut yang sangat berpengaruh pada fase pertumbuhan generatif. Oleh sebab
itu, treatment khusus ini merupakan suatu cara menangkal berbagai
gangguan OPT pada awal tanam benih jagung. Berhasilnya suatu hasil ditinjau
dari segi usaha yang dilakukan.
Kata kunci: treatment,
OPT,
benih, formula.
A. Pendahuluan
Jagung (Zea
mays) merupakan salah komoditas utama yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Jagung termasuk dalam golongan tanaman pangan, di beberapa daerah di
Indonesia, jagung menjadi makanan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga sebagai pakan ternak (daun maupun bijinya), diambil minyaknya (dari
bijinya), dibuat tepung (seperti tepung maizena). Namun, Di Indonesia sendiri,
kebanyakan dari hasil produksi tanaman jagung digunakan untuk pakan ternak.
Produktifitas jagung di Indonesia
sendiri masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini
dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas jagung. Faktor
tersebut mulai dari wilayah penanaman yang kurang luas, perubahan iklim yang
mengakibatkan tingginya curah hujan dan panjangnya masa musim panas sehingga
mengakibatkan kekeringan, serangan OPT yang mengakibatkan menurunnya hasil
produk jagung serta dapat menyebabkan gagal panen, dan cara berbudidaya yang
kurang tepat mengakibatkan produktifitas jagung tidak maksimal. Bahkan,
Hidayati dan Dermawan (2012:26) mengatakan bahwa dalam usaha tani atau
agribisnis, budidaya merupakan salah satu faktor penentu keberhasilannya.
Sedikit saja kesalahan dalam teknik budidaya akan berakibat fatal.
Pemilihan benih untuk penanaman
menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil produksi. Begitu pula dengan pemilihan
benih jagung. Benih yang sehat dan bermutu memiliki ciri bernas (bersertifikat
nasional) atau penuh berisi (Purwasasmita dan Sutaryat, 2012:82). Menurut
Sunarjono (2013:8) benih yang akan digunakan harus murni atau tidak tercampur
dengan biji lain, tidak ada cacat, dan berasal dari tanaman yang sehat, serta
produktifitasnya tinggi. Dalam kasus-kasus sekarang ini, pemilihan benih jagung
yang salah mengakibatkan penurunan hasil panen. Pemilihan benih jagung ini
diharapkan agar benih dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan OPT.
OPT dapat menyerang mulai dari proses awal penanaman sampai proses pemanenan.
Hal tersebut sangat merugikan para
petani jagung. Menurut beberapa ahli, keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain :
a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan
pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi
hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang
baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat
lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya
serentak.
Seperti kata pepatah mengatakan, lebih
baik mencegah dari pada mengobati. Hal ini menjadi dasar dari perlakuan khusus
pada benih jagung yang akan ditanam. Pencegahan dari OPT ini sangat dibutuhkan.
Dalam era sekarang, sebagian besar petani tidak terlepas dari penggunaan
pestisida. Penggunaan yang salah akan sangat merugikan bagi tanaman, lingkungan
bahkan sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan
dengan dosis yang sesuai sangatlah tepat untuk awal penanaman. Namun, hal ini
tidak selalu diharuskan, karena penggunaan pestisida dapat berdampak buruk.
Pertumbuhan awal tanaman jagung saat
di dalam tanah sangat rentan terhadap serangan jamur, cendawan dan ulat ataupun
jenis OPT yang lain. Serangan yang seperti ini belum banyak diketahui oleh para
petani jagung. Serangan tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan. Dampak
serangan tersebut dapat menyebabkan benih tidak tumbuh karena terserang jamur
atau termakan ulat, serta terjangkit beberapa penyakit akibat serangan
tersebut, seperti bulai (Downy mildew).
Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis
dan P. Javanica serta P. Philippinensis, merajalela pada suhu
udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab, dengan hari serangan pada awal
tumbuh yang mengakibatkan daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang
terhambat, warna daun menguning dan sisi bawah daun terdapat lapisan spora
cendawan putih (Budiman, Tanpa Tahun:98). Oleh karena itu, treatment khusus
untuk benih jagung yang akan ditanam dilakukan sebagai salah satu bentuk
pencegahan. Meskipun benih yang dipakai adalah varietas unggul dan
bersertifikat atau berlabel asli.
B. Treatment Benih Jagung
Treatment
dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu perlakuan atau perawatan.
Dalam perlakuan ini, pembahasan akan mengarah pada benih jagung. Benih jagung
yang akan ditanam dapat dilakukan perlakuan khusus untuk mencegah adanya
serangan OPT, seperti jamur ataupun ulat. Perlakuan ini tidak diharuskan, akan
tetapi perlakuan ini dilakukan hanya sebagai alat pencegahan.
Menurut Budiman (Tanpa Tahun:82)
benih yang akan ditanam sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik
maupun fisiologisnya, dan berasal dari varietas unggul serta daya tumbuh
harus lebih dari 90%. Keunggulan tersebut untuk menghasilkan tanaman yang
seragam dan berproduksi tinggi. Meskipun demikian, bentuk antisipasi akan
serangan jamur, cendawan maupun ulat dapat dilakukan dengan metode treatment
benih jagung.
Sebelum treatment dilakukan, persiapan maupun pemilihan benih
harus dilakukan, meskipun benih itu berlabel asli dan termasuk varietas unggul.
Beberapa sumber di internet yang penulis jumpai mengatakan bahwa benih yang
dipilih berukuran besar, baik dan sehat tanpa ada lubang, sedangkan yang kecil
dipisahkan. Benih jagung yang dibutuhkan adalah 20-30 kg/ha.
Ada beberapa perlakuan khusus yang
dapat dilakukan untuk mencegah serangan OPT, seperti jamur, ulat dan hama lainnya,
serta untuk merangsang pertumbuhan yang baik,
yaitu:
1.
Treatment dengan Fungisida
Pada perlakuan ini, benih jagung
yang akan ditanam, direndam dengan air yang telah dicampur dengan fungisida,
seperti Banlate. Proses perendaman dapat dilakukan dengan media bak yang
dapat menampung seluruh benih jagung yang akan ditanam. Tujuan perendaman dalam
satu bak untuk menyamakan pemberian fungisida dan hasil yang didapat sama.
Dosis fungisida yang dicampurkan 2-4 cc/lt air dengan waktu perendaman selama
12-24 jam. Setelah selesei perendaman, benih jagung ditiriskan dan dikering
anginkan. Benih yang sudah kering selanjutnya dapat dilakukan proses penanaman.
Tujuan dari perendaman dengan campuran fungisida ini untuk mencegah serangan
dari jamur.
2.
Teatment dengan Pupuk Cair Organik Nusantara Subur Alami (POC NASA)
POC NASA merupakan pupuk organik
alami 100% dari ekstraksi bahan organik limbah ternak dan unggas, limbah
tanaman, limbah alam, beberapa jenis tanaman tertentu dan bumbu-bumbu/zat-zat
alamiah lainnya yang diproses berdasarkan teknologi berwawasan lingkungan
dengan prinsip zero emision concept (Susetya,
Tanpa Tahun:92). POC NASA berfungsi untuk meningkatkan daya tumbuh, artinya
pupuk ini merangsang benih agar cepat tumbuh dan meningkatkan daya tahan benih
terhadap hama dan penyakit. POC NASA mengandung zat perangsang tumbuh, seperti auksin,
giberelin dan sitokinin. Dalam treatment ini, benih direndam
dengan air yang sudah dicampur dengan POC NASA dengan dosis 2-4 cc/lt air
selama 12-24 jam (Budiman, Tanpa Tahun:84). Setelah proses perendaman selesai,
benih ditiriskan kan dikering anginkan. Kemudian benih jagung siap untuk
ditanam.
3.
Treatment dengan Pupuk RI1
Treatment ini bertujuan untuk menghindari serangan hama dan jamur, serta untuk
merangsang pertumbuhan dengan kualitas yang baik. Sebelum ditanam, benih
direndam terlebih dahulu ke dalam air yang sudah dicampur pupuk RI1 selama 30
menit. Sesudah direndam, benih jagung ditiriskan dan dikering anginkan
secukupnya. Dalam treatment ini tidak perlu penambahan fungisida, karena
pupuk RI1 sudah mengandung senyawa yang dimiliki oleh fungisida.
4. Treatment dengan BioTRIBA
BioTRIBA
adalah formula bentuk cair yang mengandung spora Bacillus pantotkenticus
dan Trichoderma lactae, masing-masing
dengan kepadatan populasi ± 106 cfu/ml dan ± 104 cfu/ml formula BioTRIBA
(Tombe dan Sipayung, 2010:19). BioTRIBA
ini formula ramah lingkungan. Formula ini mempunyai kegunaan untuk meningkatkan
produktifitas tanaman, mengendalikan dan menghambat serangan patogen penting
pada tanaman antara lain Fusarium
oxysporum, Fusarium solani, Pythopthora, Pythium, Sclerotium rolfsii, Rigidoforus lignosis, dan
Rhizoctonia solani, dapat berfungsi sebagai decomposer, dapat mempercepat
pertumbuhan tanaman, dan lain sebagainya.
Treatment dilakukan dengan cara direndam.
Untuk 1 liter BioTRIBA dapat
dilarutkan dalam 20 liter air bersih kemudian benih jagung direndam dalam
larutan BioTRIBA tadi selama 20-30
menit (Tombe dan Sipayung, 2010:52). Setelah selesai proses perendaman, benih
ditiriskan dan siap untuk ditanam.
5. Treatment dengan Insektisida
Pada treatment
ini berbeda dengan proses treatment di atas. Insektisida digunakan
untuk mencegah serangan dari ulat agrotis dan lalat bibit yang sering menyerang
benih jagung pada saat setelah tanam. Serangan itu dengan cara memakan benih
jagung yang berada dalam tanah. Hal tersebut mengakibatkan benih tidak tumbuh.
Oleh karena itu, treatment ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi
terhadap serangan tersebut. Pada poin 1 sampai 4, treatment dilakukan
dengan cara direndam dengan air yang sudah dicampur dengan suatu senyawa atau
formula khusus. Namun, dalam perlakuan ini berbeda, yaitu dilakukan pada saat
penanaman. Benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida
butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G (Budiman, Tanpa Tahun:84).
Dosis yang digunakan secukupnya.
Treatment ini dapat
dikombinasikan dengan keempat treatment sebelumnya. Dengan perlakuan
seperti langkah-langkah di atas. Adanya kombinasi treatment ini
diharapkan menurunkan intensitas serangan OPT, baik dari jamur atau cendawan,
dan hama seperti lalat bibit dan ulat agrotis serta meningkatkan daya tahan
benih terhadap penyakit. Di sisi lain, dapat mengoptimalkan pertumbuhan benih
sehingga tumbuhlah tanaman yang sehat, kekar, kokoh dan seragam. Namun,
kombinasi ini tidak diharuskan untuk terapkan, karena biaya budidaya akan
meningkat.
C. Penutup
Treatment benih jagung
memberikan perlindugan ganda, karena selain benih yang digunakan varietas
unggul dan bernas, benih juga ditreatment.
Treatment dilakukan dengan merendam benih jagung yang akan ditanam. Namun,
benih harus disortir atau pilih sesuai kriteria yang baik dan unggul. Benih
direndam di dalam air bersih yang telah dicampur dengan berbagai jenis formula.
Formula tersebut dapat berupa fungisida, POC NASA, pupuk RI1 ataupun BioTRIBA. Treatment juga dapat dilakukan bersamaan dengan penanaman, yaitu
benih dimasukkan ke dalam lubang tanam bersama-sama dengan insektisida, seperti
Furadan 3 G.
Treatment
bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif yang sangat berpengaruh
pada fase pertumbuhan generatif dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan OPT. Tanaman yang tahan terhadap serangan OPT akan menghasilkan produk
yang maksimal, sehingga hasil panen akan meningkat. Dari berbagai treatment yang di atas, dapat juga
dilakukan kombinasi dari treatment perendaman
dengan treatment bersamaan penanaman
benih. Namun, hal ini tidak diharuskan, karena akan meningkatkan biaya
budidaya.
DAFTAR PUSTAKA
Susetya, Darma. Tanpa Tahun. Panduan Lengkap Membuat PUPUK ORGANIK untuk
Tanaman Pertanian dan Perkebunan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Budiman,
Haryanto. Tanpa Tahun. Sukses Bertanam
JAGUNG Komoditas Pertanian yang Menjanjikan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Press.
Sunarjono, Hendro. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Depok: Penebar
Swadaya.
Tombe, Mesak dan Hendra Sipayung. 2010. Bertani Organik dengan Teknologi Biofob.
Yogyakarta: ANDI
Purwasasmita, Mubiar dan Alik Sutaryat.
2012. PADI SRI ORGANIK INDONESIA.
Depok: Penebar Swadaya.
Hidayati, Nurul dan Rahmansyah Dermawan.
2012. Tomat Unggul. Depok: Penebar
Swadaya.
ULASANNYA SANGAT-SANGAT BAGUS DAN BERMANFAAT SEKALI
BalasHapus