Recent Uploaded Wallpapers

Minggu, 16 Juni 2013

TREATMENT BENIH JAGUNG UNTUK MENGOPTIMALKAN PERTUMBUHAN VEGETATIF AWAL DAN SEBAGAI PENCEGAHAN DARI ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT)





MOH. SYAMSU DHUHA
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145, Telp. 0341-551611, 575777; Fax. 0341-565420
E-mail: msyam_dhu19@yahoo.com


Abstrak: Sebagian petani masih belum mengerti tentang salah satu penyebab kurang optimalnya pertumbuhan vegetatif awal tanaman jagung. Serta berbagai gangguan dari organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti jamur dan ulat tanah yang menyerang pada awal tanam. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk menjelaskan tentang perlakuan atau treatment khusus yang dilakukan pada benih jagung yang akan ditanam. Treatment ini dilakukan dengan merendam benih jagung dengan formula ataupun jenis pestisida khusus. Hal ini dapat menangkal serangan OPT.  Serangan OPT pada awal tanam dan pertumbuhan vegetatif awal, dapat menyebabkan pertumbuhan tidak optimal, serta dapat menyebabkan gagal tumbuh. Selain itu, tujuannya untuk mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif jagung tersebut yang sangat berpengaruh pada fase pertumbuhan generatif. Oleh sebab itu, treatment khusus ini merupakan suatu cara menangkal berbagai gangguan OPT pada awal tanam benih jagung. Berhasilnya suatu hasil ditinjau dari segi usaha yang dilakukan.

Kata kunci: treatment, OPT, benih, formula.


A. Pendahuluan
            Jagung (Zea mays) merupakan salah komoditas utama yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jagung termasuk dalam golongan tanaman pangan, di beberapa daerah di Indonesia, jagung menjadi makanan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga sebagai pakan ternak (daun maupun bijinya), diambil minyaknya (dari bijinya), dibuat tepung (seperti tepung maizena). Namun, Di Indonesia sendiri, kebanyakan dari hasil produksi tanaman jagung digunakan untuk pakan ternak.
            Produktifitas jagung di Indonesia sendiri masih jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi produktifitas jagung. Faktor tersebut mulai dari wilayah penanaman yang kurang luas, perubahan iklim yang mengakibatkan tingginya curah hujan dan panjangnya masa musim panas sehingga mengakibatkan kekeringan, serangan OPT yang mengakibatkan menurunnya hasil produk jagung serta dapat menyebabkan gagal panen, dan cara berbudidaya yang kurang tepat mengakibatkan produktifitas jagung tidak maksimal. Bahkan, Hidayati dan Dermawan (2012:26) mengatakan bahwa dalam usaha tani atau agribisnis, budidaya merupakan salah satu faktor penentu keberhasilannya. Sedikit saja kesalahan dalam teknik budidaya akan berakibat fatal.
            Pemilihan benih untuk penanaman menjadi faktor utama yang mempengaruhi hasil produksi. Begitu pula dengan pemilihan benih jagung. Benih yang sehat dan bermutu memiliki ciri bernas (bersertifikat nasional) atau penuh berisi (Purwasasmita dan Sutaryat, 2012:82). Menurut Sunarjono (2013:8) benih yang akan digunakan harus murni atau tidak tercampur dengan biji lain, tidak ada cacat, dan berasal dari tanaman yang sehat, serta produktifitasnya tinggi. Dalam kasus-kasus sekarang ini, pemilihan benih jagung yang salah mengakibatkan penurunan hasil panen. Pemilihan benih jagung ini diharapkan agar benih dapat tumbuh dengan baik dan tahan terhadap serangan OPT. OPT dapat menyerang mulai dari proses awal penanaman sampai proses pemanenan. Hal tersebut sangat merugikan  para petani jagung. Menurut beberapa ahli, keuntungan dari penggunaan benih bermutu, antara lain : a) menghemat penggunaan benih persatuan luas; b) respon terhadap pemupukan dan pengaruh perlakuan agronomis lainnya; c) produktivitas tinggi karena potensi hasil yang tinggi; d) mutu hasil akan terjamin baik melalui pasca panen yang baik; e) memiliki daya tahan terhadap hama dan penyakit, umur dan sifat-sifat lainnya jelas; dan f) waktu panennya lebih mudah ditentukan karena masaknya serentak.
            Seperti kata pepatah mengatakan, lebih baik mencegah dari pada mengobati. Hal ini menjadi dasar dari perlakuan khusus pada benih jagung yang akan ditanam. Pencegahan dari OPT ini sangat dibutuhkan. Dalam era sekarang, sebagian besar petani tidak terlepas dari penggunaan pestisida. Penggunaan yang salah akan sangat merugikan bagi tanaman, lingkungan bahkan sangat membahayakan bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, penggunaan dengan dosis yang sesuai sangatlah tepat untuk awal penanaman. Namun, hal ini tidak selalu diharuskan, karena penggunaan pestisida dapat berdampak buruk.
            Pertumbuhan awal tanaman jagung saat di dalam tanah sangat rentan terhadap serangan jamur, cendawan dan ulat ataupun jenis OPT yang lain. Serangan yang seperti ini belum banyak diketahui oleh para petani jagung. Serangan tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan. Dampak serangan tersebut dapat menyebabkan benih tidak tumbuh karena terserang jamur atau termakan ulat, serta terjangkit beberapa penyakit akibat serangan tersebut, seperti bulai (Downy mildew).   Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan P. Javanica serta P. Philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab, dengan hari serangan pada awal tumbuh yang mengakibatkan daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna daun menguning dan sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan putih (Budiman, Tanpa Tahun:98). Oleh karena itu, treatment khusus untuk benih jagung yang akan ditanam dilakukan sebagai salah satu bentuk pencegahan. Meskipun benih yang dipakai adalah varietas unggul dan bersertifikat atau berlabel asli.

B. Treatment Benih Jagung
            Treatment dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai suatu perlakuan atau perawatan. Dalam perlakuan ini, pembahasan akan mengarah pada benih jagung. Benih jagung yang akan ditanam dapat dilakukan perlakuan khusus untuk mencegah adanya serangan OPT, seperti jamur ataupun ulat. Perlakuan ini tidak diharuskan, akan tetapi perlakuan ini dilakukan hanya sebagai alat pencegahan.
            Menurut Budiman (Tanpa Tahun:82) benih yang akan ditanam sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologisnya, dan berasal dari varietas unggul serta daya tumbuh harus lebih dari 90%. Keunggulan tersebut untuk menghasilkan tanaman yang seragam dan berproduksi tinggi. Meskipun demikian, bentuk antisipasi akan serangan jamur, cendawan maupun ulat dapat dilakukan dengan metode treatment benih jagung.
            Sebelum treatment  dilakukan, persiapan maupun pemilihan benih harus dilakukan, meskipun benih itu berlabel asli dan termasuk varietas unggul. Beberapa sumber di internet yang penulis jumpai mengatakan bahwa benih yang dipilih berukuran besar, baik dan sehat tanpa ada lubang, sedangkan yang kecil dipisahkan. Benih jagung yang dibutuhkan adalah 20-30 kg/ha.
            Ada beberapa perlakuan khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan OPT, seperti jamur, ulat dan hama lainnya, serta untuk merangsang pertumbuhan yang baik,  yaitu:

1. Treatment dengan Fungisida
            Pada perlakuan ini, benih jagung yang akan ditanam, direndam dengan air yang telah dicampur dengan fungisida, seperti Banlate. Proses perendaman dapat dilakukan dengan media bak yang dapat menampung seluruh benih jagung yang akan ditanam. Tujuan perendaman dalam satu bak untuk menyamakan pemberian fungisida dan hasil yang didapat sama. Dosis fungisida yang dicampurkan 2-4 cc/lt air dengan waktu perendaman selama 12-24 jam. Setelah selesei perendaman, benih jagung ditiriskan dan dikering anginkan. Benih yang sudah kering selanjutnya dapat dilakukan proses penanaman. Tujuan dari perendaman dengan campuran fungisida ini untuk mencegah serangan dari jamur.

2. Teatment dengan Pupuk Cair Organik Nusantara Subur Alami  (POC NASA)
            POC NASA merupakan pupuk organik alami 100% dari ekstraksi bahan organik limbah ternak dan unggas, limbah tanaman, limbah alam, beberapa jenis tanaman tertentu dan bumbu-bumbu/zat-zat alamiah lainnya yang diproses berdasarkan teknologi berwawasan lingkungan dengan prinsip zero emision concept (Susetya, Tanpa Tahun:92). POC NASA berfungsi untuk meningkatkan daya tumbuh, artinya pupuk ini merangsang benih agar cepat tumbuh dan meningkatkan daya tahan benih terhadap hama dan penyakit. POC NASA mengandung zat perangsang tumbuh, seperti auksin, giberelin dan sitokinin. Dalam treatment ini, benih direndam dengan air yang sudah dicampur dengan POC NASA dengan dosis 2-4 cc/lt air selama 12-24 jam (Budiman, Tanpa Tahun:84). Setelah proses perendaman selesai, benih ditiriskan kan dikering anginkan. Kemudian benih jagung siap untuk ditanam.

3. Treatment dengan Pupuk RI1
            Treatment ini bertujuan untuk menghindari serangan hama dan jamur, serta untuk merangsang pertumbuhan dengan kualitas yang baik. Sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu ke dalam air yang sudah dicampur pupuk RI1 selama 30 menit. Sesudah direndam, benih jagung ditiriskan dan dikering anginkan secukupnya. Dalam treatment ini tidak perlu penambahan fungisida, karena pupuk RI1 sudah mengandung senyawa yang dimiliki oleh fungisida.

4. Treatment dengan BioTRIBA
            BioTRIBA adalah formula bentuk cair yang mengandung spora Bacillus pantotkenticus dan Trichoderma lactae, masing-masing dengan kepadatan populasi ± 106 cfu/ml dan ± 104 cfu/ml formula BioTRIBA (Tombe dan Sipayung, 2010:19). BioTRIBA ini formula ramah lingkungan. Formula ini mempunyai kegunaan untuk meningkatkan produktifitas tanaman, mengendalikan dan menghambat serangan patogen penting pada tanaman antara lain Fusarium oxysporum, Fusarium solani, Pythopthora, Pythium, Sclerotium rolfsii, Rigidoforus lignosis, dan Rhizoctonia solani, dapat berfungsi sebagai decomposer, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, dan lain sebagainya.
            Treatment dilakukan dengan cara direndam. Untuk 1 liter BioTRIBA dapat dilarutkan dalam 20 liter air bersih kemudian benih jagung direndam dalam larutan BioTRIBA tadi selama 20-30 menit (Tombe dan Sipayung, 2010:52). Setelah selesai proses perendaman, benih ditiriskan dan siap untuk ditanam.

5. Treatment dengan Insektisida
            Pada treatment ini berbeda dengan proses treatment di atas. Insektisida digunakan untuk mencegah serangan dari ulat agrotis dan lalat bibit yang sering menyerang benih jagung pada saat setelah tanam. Serangan itu dengan cara memakan benih jagung yang berada dalam tanah. Hal tersebut mengakibatkan benih tidak tumbuh. Oleh karena itu, treatment ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi terhadap serangan tersebut. Pada poin 1 sampai 4, treatment dilakukan dengan cara direndam dengan air yang sudah dicampur dengan suatu senyawa atau formula khusus. Namun, dalam perlakuan ini berbeda, yaitu dilakukan pada saat penanaman. Benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G (Budiman, Tanpa Tahun:84). Dosis yang digunakan secukupnya.
            Treatment ini dapat dikombinasikan dengan keempat treatment sebelumnya. Dengan perlakuan seperti langkah-langkah di atas. Adanya kombinasi treatment ini diharapkan menurunkan intensitas serangan OPT, baik dari jamur atau cendawan, dan hama seperti lalat bibit dan ulat agrotis serta meningkatkan daya tahan benih terhadap penyakit. Di sisi lain, dapat mengoptimalkan pertumbuhan benih sehingga tumbuhlah tanaman yang sehat, kekar, kokoh dan seragam. Namun, kombinasi ini tidak diharuskan untuk terapkan, karena biaya budidaya akan meningkat.


C. Penutup
            Treatment benih jagung memberikan perlindugan ganda, karena selain benih yang digunakan varietas unggul dan bernas, benih juga ditreatment. Treatment dilakukan dengan merendam benih jagung yang akan ditanam. Namun, benih harus disortir atau pilih sesuai kriteria yang baik dan unggul. Benih direndam di dalam air bersih yang telah dicampur dengan berbagai jenis formula. Formula tersebut dapat berupa fungisida, POC NASA, pupuk RI1 ataupun BioTRIBA. Treatment juga dapat dilakukan bersamaan dengan penanaman, yaitu benih dimasukkan ke dalam lubang tanam bersama-sama dengan insektisida, seperti Furadan 3 G.
            Treatment bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif yang sangat berpengaruh pada fase pertumbuhan generatif dan meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan OPT. Tanaman yang tahan terhadap serangan OPT akan menghasilkan produk yang maksimal, sehingga hasil panen akan meningkat. Dari berbagai treatment yang di atas, dapat juga dilakukan kombinasi dari treatment perendaman dengan treatment bersamaan penanaman benih. Namun, hal ini tidak diharuskan, karena akan meningkatkan biaya budidaya.


DAFTAR PUSTAKA

Susetya, Darma. Tanpa Tahun. Panduan Lengkap Membuat PUPUK ORGANIK untuk Tanaman Pertanian dan Perkebunan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Budiman, Haryanto. Tanpa Tahun. Sukses Bertanam JAGUNG Komoditas Pertanian yang Menjanjikan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sunarjono, Hendro. 2013. Bertanam 36 Jenis Sayur. Depok: Penebar Swadaya.

Tombe, Mesak dan Hendra Sipayung. 2010. Bertani Organik dengan Teknologi Biofob. Yogyakarta: ANDI

Purwasasmita, Mubiar dan Alik Sutaryat. 2012. PADI SRI ORGANIK INDONESIA. Depok: Penebar Swadaya.

Hidayati, Nurul dan Rahmansyah Dermawan. 2012. Tomat Unggul. Depok: Penebar Swadaya.

1 komentar:

  1. ULASANNYA SANGAT-SANGAT BAGUS DAN BERMANFAAT SEKALI

    BalasHapus